Tujuan Utama

Blog Tausiyah Qolbi

LightBlog

Friday, June 26, 2020

Tauhid itu WAJIB, Mengapa?

Tauhid  (bahasa Arab : توحيد‎) itu bermakna secara umum adalah mengakui bahwa tuhan itu satu, yaitu Allah subhanahu wata'ala. Didalam rukun Islam, mengenai tauhid dinyatakan pada poin 1 yaitu syahadatain. Artinya siapapun yang mengaku muslim (beragama/menganut agama Islam) wajib mengamalkan tauhid secara nyata seperti amalan lainnya yang tercantum pada rukun islam poin 2, 3, 4 dan 5.
Untuk mengamalkan tauhid, maka tentunya harus dipelajari terlebih dahulu lalu dipahami bagaimana melaksanakan amalannya sesuai dalil yang tercantum dalam Alqur'an.

Sebagaimana disampaikan pada posting sebelumnya (Syariat harus sejalan dengan hakikat), tauhid itu diibaratkan unsur yang menggerakkan steer dan akan membawa si manusia itu akan menuju kemana di akhir perjalanannya. Tanpa tauhid, maka manusia tidak tahu kemana tujuan di akhir hayatnya dan pastilah iblis dan antek anteknya akan dengan mudah merayu dan mengacaukan kehidupan manusia menuju neraka.

Pelajaran tauhid terlihat abai bagi hampir seluruh penganut agama Islam karena mengganggap bahwa rukun Islam pertama itu hanya ditujukan bagi orang yang bukan muslim mau menganut agama Islam. Padahal sangat banyak pelajaran penting pada tauhid yang wajib diketahui untuk diamalkan dan merupakan penentu masuk atau tidaknya manusia ke dalam surga Allah.

Tauhid itu melekat dan menyertai selalu di setiap ibadah apapun yang dilakukan seorang muslim dimana ketika beribadah dan tiada memahami tauhid, maka secara langsung semua ibadah tersebut ditolak Allah (sia-sia dikerjakan).

Layaknya rukun Islam ke 2, 3, 4 dan 5, tauhid juga memiliki aktifitas yang nyata, bukan virtual atau pikiran dan perasaan saja. Sholat sebagai contoh, memiliki urutan atau rukun (13) dalam pelaksanaan sholat. Begitu juga pada rukun Islam pertama (tauhid). Juga memiliki urutan yang jelas meskipun tidak pernah didengar secara umum istilah rukun tauhid.

Dalam mengamalkan suatu ibadah, tentunya ada guru yang mengajarkan. Dalam tauhid juga sama. Guru dalam tauhid hendaknya yang memang sudah belajar, paham dan mengamalkan secara nyata, bukan dalam konteks pemahaman saja tapi ada tindakan aktualnya sebagaimana rukun Islam lainnya (sholat, puasa, zakat dan haji). 

Pelajaran tauhid tidak bisa dipelajari melalui buku, video atau media lainnya (boleh saja sebagai referensi atau tambahan info) karena tauhid ini berlandaskan pada pembelajaran langsung dari manusia yang masih hidup untuk menghindarkan asumsi/anggapan/kesimpulan yang salah karena ini bukan ilmu yang mudah diterima akal, tetapi ilmu yang memang ditujukan pada hati manusia sebagaimana disebutkan pada hadits yang sering disampaikan para ustadz :

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Begitu juga selalu disebutkan dalam alquran seperti pada surah Alashr dan Attin (...kecuali orang yang beriman ....). Artinya beriman adalah syarat utama dan tiada guna perbuatan tanpa iman.

Demikian info sangat penting disampaikan untuk menjadi renungan hidup dan siapapun kita, semoga mendapatkan petunjuk dari Allah untuk bersegera belajar ilmu paling utama ini.

#nerakaitupasti
#tanpatauhidtiadasurga
#selamatkandirimulalukeluargamu

No comments:

Post a Comment