Islam memiliki hukum yang disebut hukum Syari'at, dimana hukum tersebut bersumber dari Alqur'an dan hadits dan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Islam dapat diibaratkan sebagai "tubuh manusia secara utuh" atau alam fana ini (dunia). Maka sesuai dengan istilahnya, orang yang menganut agama Islam disebut "Muslim". Dengan demikian kita sama-sama mengetahui bahwa menjadi seorang muslim adalah awal dari pelajaran untuk menuju kepada Allah, Tuhan pencipta seluruh alam.
Pada tingkatan dasar ini, manusia masih memulai dalam belajar apa itu agama Islam dan semua hal yang berkaitan dengan hal tersebut. Manusia belum memiliki perbedaan yang signifikan dengan kaum atau golongan non muslim. Kenapa demikian ? karena dalam tingkatan ini, manusia masih dalam tahap pembelajaran dan belum memahami secara menyeluruh mengenai Islam.
Ketika pembelajaran mengenai Islam semakin dalam dan intens, maka secara pemahaman, seorang muslim telah masuk ke dalam tingkatan yang lebih baik, yaitu Iman yang dapat diibaratkan sebagai "Ruh" dan manusianya disebut "Mu'min". Seorang Mu'min memiliki ciri yang dapat ditandai dengan bagaimana pelaksanaan ibadah dari orang tersebut. Seorang mu'min tidak sekedar melaksanakan ibadah tapi juga telah memahami apa yang dilaksanakannya.
Kondisi seseorang yang telah naik menjadi "Mu'min" tidaklah mudah untuk ditandai secara pasti. Hal ini disebabkan bahwa keimanan manusia kepada Allah sangat erat kaitannya dengan hati manusia yang tidak terlihat secara kasat mata. Penilaian apakah seseorang telah beriman atau belum, ditentukan oleh Allah SWT bukan manusia. Maka sebagai manusia, marilah kita berdo'a kepada Allah semoga dapat mencapai tingkatan ini secara sempurna sesuai ketentuan Allah. Dalam hal ini, biasanya ditandai dengan petunjuk-petunjuk (hidayah) yang diterima oleh orang-orang yang telah mendapat pangkat "Mu'min".
Pada tingkatan yang paling tinggi, yaitu Ihsan, manusia memiliki kemungkinan yang sangat minim untuk dapat meraihnya. Bukan berarti tidak ada kemungkinan. Semua tergantung niat dan usaha.
Tingkatan ini adalah tingkatan para Rasul, Nabi dan Wali Allah. Sebagaimana kita tahu, Nabi dan Rasul telah ditutup oleh Nabi Muhammad SAW. Jadi tidak ada lagi nabi setelah nabi Muhammad. Maka kemungkinan manusia untuk mencapai tingkatan ini ada pada level Wali Allah. Memang bukan hal yang mudah untuk menjadi Wali Allah. Karena Wali Allah juga orang-orang yang sudah ditentukan Allah SWT. Kabar baiknya adalah belum ada hadits yang menyatakan siapa penutup kewalian sebagaimana kenabian. Maka mari kita berdoa dan berusaha untuk dapat mencapai tingkatan tertinggi ini.
Bersambung............. part 3 (selesai)
No comments:
Post a Comment