Penyesalan dalam Ilmu Tauhid

Ketahuilah bahwa Allah telah berfirman dalam Alqur'an :
Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri) - Alqiyamah (75) ayat 2

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia pada umumnya seringkali menyesali apa yang telah dilakukan atau apa yang pernah dialami.

Pada ayat lain juga disebutkan :
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” - Yusuf(12) ayat 21

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah BERKEHENDAK atas segala kejadian, apapun kejadiannya. Maksudnya adalah tidak ada satu kejadian pun di alam smesta ini yang terjadi bukan karena Allah. Semua terjadi karena KEMAUAN/KEHENDAK/KETETAPAN Allah.

Berdasarkan keterangan dari 2 ayat di atas, maka kita sebagai manusia hendaknya SADAR bahwa sesungguhnya tidak ada satu kekuatan atau kuasa apapun yang dimiliki manusia. Pada saat berbuat sesuatu, sebagian besar manusia MERASA bahwa telah mengeluarkan tenaga/kemampuannya sehingga hampir tidak pernah TERPIKIRKAN bahwa karena Allah lah perbuatan manusia itu dapat terlaksana atau terjadi.

Jika kita sebagai manusia yang mengaku beriman kepada Allah, maka jelaslah bahwa KEIMANAN tersebut mengakui bahwa tiada daya & upaya kecuali hanya dengan kekuatan Allah. Maka tiada pantas manusia MERASA telah berbuat sesuatu apapun di dunia ini.

Lantas apa yang harus DISESALI atau kenapa MENYESAL atas apa yang telah terjadi? Dari uraian di atas, sangat jelas bahwa manusia TIDAK MAMPU berbuat apapun apalagi MENGENDALIKAN DIRI atas perbuatan apapun. Penyesalan itu merupakan rencana HEBAT iblis untuk mengecoh manusia. Maka atas segala perbuatan SALAH atau perbuatan dosa, bukan penyesalan yang dilakukan, melainkan memohon ampunan kepada Allah dan MEMOHON UNTUK DIMUDAHKAN dalam melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan yang buruk (dilarang Allah).

Demikian kajian sederhana HIKMAH JUM'AT minggu ini. Meskipun terlihat sepele, kebanyakan manusia telah kehilangan IMAN nya karena tidak SADAR bahwa HANYA Allah yang mengizinkan kejadian APAPUN di kehidupan ini, baik di dunia maupun di akhirat.