Tujuan Utama

Blog Tausiyah Qolbi

LightBlog

Wednesday, March 12, 2014

Proses Penciptaan Alam Semesta

"Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti minyak (37). Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"(38). (Ar-Rahman 55:37-38)

Allah Ta'ala mengatakan, "Maka apabila langit telah terbelah," yaitu pada hari kiamat, "dan menjadi merah mawar seperti minyak," yaitu beraneka warna seperti bervariasinya kain celup yang diminyaki. Kadang-kadang warnanya merah, kadang-kadang juga warnanya kuning, hijau, dan biru. Perbedaan warna ini disebabkan suasana yang sangat hebat. Itulah kengerian hari kiamat yang besar. (Tafsir Ibnu Katsir tentang ayat 37)

Dalil dari Ilmu Pengetahuan Umum

Berdasarkan pertanyaan "bagaimana proses penciptaan alam semesta?" maka timbullah beberapa teori tentang penciptaan alam semesta. Dua teori yang paling terkenal adalah teori Materialisme dan Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory).

Materialisme adalah aliran ilmu filsafat yang bersumber dari para filosof Yunani Kuno, dimana aliran ini memiliki pandangan bahwa semua hal itu adalah realitas, dan seluruh realitas tersebut adalah materi belaka. Berdasarkan teori ini, diyakini bahwa alam semesta sudah ada dengan sendirinya, tanpa diciptakan. Karena teori ini menganut paham bahwa penciptaan alam tidak memiliki mula maupun akhir. Dengan kata lain bahwa alam semesta hanyalah peristiwa kebetulan yang tidak disengaja dan bukan sebuah hasil rancangan atau desain yang disengaja.

Teori materialisme yang sempat menjadi acuan para filsuf dan ilmuwan Barat, akhirnya dibantahkan oleh Teori Ledakan Besar (Bing Bang Theory). Teori ini berdasarkan temuan fakta yang ditemukan oleh seorang Ahli Astronomi Amerika bernama Edwin Hubble pada 1929 tentang terjadinya Ledakan Besar, dimana terungkap bahwa alam semesta termasuk bumi dan isinya itu terbentuk dari sebuah ledakan besar. Teori ini juga menjelaskan bahwa adanya "mula atau permulaan" pada alam semesta -- yang disebabkan oleh Ledakan Besar. Dan hal ini memperjelas bahwa ada yang menciptakan alam semesta, yaitu Sang Pencipta, Tuhan.

Teori Big Bang ini juga dikuatkan denga penemuan pada tahun 1948 oleh 2 orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson (keduanya menerima penghargaan Nobel atas penemuan ini) menemukan sisa radiasi dari Ledakan Besar berupa radiasi latar belakang kosmik (Hal ini dipicu oleh pendapat / pertanyaan seorang ilmuan lainnya, George Gamov "seharusnya ada sisa-sisa radiasi dari hasil big bang"). Radiasi yang terjadi dari hasil big bang, ternyata TIDAK BERASAL dari alam semesta karena proses yang terjadi seragam/beraturan yang menurut logika, ledakan ini harusnya tidak beraturan (Subhanallah).

Pada tahun 1989, telah berhasil dideteksi radiasi latar belakang kosmik dengan menggunakan satelit yang dilengkapi alat yang disebut dengan COBE ( instrumen sensitif Cosmic Background Emission Explorer) milik dari lembaga antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA).

Bukti lain yang menunjukkan alam semesta berasal dari sebuah ledakan besar adalah terdapatnya kandungan Hidrogen dan Helium yang tersebar di seluruh alam jagat raya. Jika alam semesta tidak memiliki awal, seharusnya Hidrogen telah menghilang dari alam semesta ini diakibatkan perubahan atom Hidrogen menjadi atom Helium.

Dari semua bukti yang ditemukan, akhirnya para ilmuwan di dunia mengakui kebenaran bahwa alam semesta lahir dari sebuah ladakan besar yang tentu saja diciptakan keberadaannya.

Dalil dari Alqur'an

Ratusan tahun SEBELUM para ahli menemukan sejumlah teori penciptaan alam semesta, Allah telah menjelaskan melalui mu'jizat Nabi Muhammad, Alquran, mengenai rahasia penciptaan alam semesta, bagaimana proses alam semesta - bumi dan langit - diciptakan untuk umat manusia.

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang itu karena mereka akan masuk neraka." surat Shaad ayat 27.

Ayat Alqur'an yang menjawab Aliran materialisme (aliran tersebut menyatakan bahawa alam semesta ada tanpa direncanakan dengan visi tertentu.) : surat Ali Imran ayat 191'' (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.''

Dalam Surat Al A'raf ayat 54 dijelaskan bahwa penciptaan alam semesta dalam enam masa : esungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

MAHA SUCI ALLAH, dari hasil Ledakan Besar itu, menjadi susunan rapi yang menghasilkan gugusan planet seperti bumi, matahari, bintang, galaxi, kluster, dan superkluster lainnya di alam jagad raya. Ledakan tersebut tidak seperti ledakan bom yang hasilnya tidak beraturan alias hancur berantakan.

Dalil pendukung lainnya

Berikut beberapa ayat tentang penciptaan alam semesta itu:

''(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'' (Ali 'Imran: 191)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Ali Imran: 190).

"Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui." (Al-An'aam : 73)

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi...'' (At Taubah: 36)

''Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?.'' (AL Anbiyaa: 30)

Demikian Pengajian untuk minggu ini. Semoga penulis dan semua pembaca dapat mengambil hikmah dari artikel ini.


Wassalam


No comments:

Post a Comment